MATERI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS X MADRASAH ALIYAH
PERADABAN BANGSA ARAB SEBELUM KEDATANGAN ISLAM
- Masyarakat Arab Pra Islam
Kehidupan masyarakat Arab pada masa pra islam dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah. Zaman jahiliyah adalah zaman kebodohan atau kegelapan terhadap kebenaran. Tatanan sosial dan akhlak tidak berjalan semestinya, yang kuat senantiasa menindas yang lemah, kaum wanita menjadi sasaran tindak kejahatan dan masih banyak lagi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada masa itu. Kehidupan mereka belum teratur seperti sekarang. Pada waktu itu kehidupan mereka sangat keras, hidup bersuku-suku, dan suka berperang. Masyarakat Arab kehilangan kendali, tidak ada panutan yang dapat menuntun ke arah kebaikan, yang ada hanyalah kehidupan jahiliyah. Perilaku masyarakat senantiasa bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan dan tidak ada yang menyembah Allah SWT.
Mereka tidak mengenal peri kemanusiaan dan hidup tanpa dasar keimanam. Kaum wanita dipandang makhluk yang lemah dan hidup tertindas di bawah kekuasaan kaum pria. Bahkan bila bayi lahir wanita maka akan dikubur hidup-hidup. Mereka menyembah berhala dan kalau sudah jemu/bosan berhala itu pun diperjual-belikan, menurut mereka sikap kejujuran adalah merupakan suatu keanehan bagi mereka sedangkan kemunafikan menjadi hal yang biasa, dan perzinaan, minum-minuman keras,berfoya-foya merupakan suatu kesenangan bagi orang-orang jahiliyah. Mencuri dan merampok merupakan bagian dari kehidupan mereka. Bagi mereka yang penting adalah hidup untuk makan, sekalipun harus megorbankan orang lain. Peradaban mereka sendiri tidak berkembang dan hidup dalam kebodohan. Keadaan semacam itu dapat diselamatkan dengan lahir dan tumbuhnya agama islam di Jazirah Arab.
Pada awalnya, masyarakat Makkah adalah penganut agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim as. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail as.. Perjalanan hidup Nabi Ibrahim, Siti Hawa (istrinya), dan Nabi Ismail (putranya) membuahkan sejumlah ajaran dan kebudayaan Islam yang sampai sekarang terpelihara, seperti Ka’bah, maqam Ibrahim, dan peristiwa qurban. Bahkan Proses perjalanan kehidupan keluarga ini dinapaktilasi oleh umat Islam dalam salah satu rukun haji.
Setelah Nabi Ismail as. wafat, masyarakat Makkah mulai pindah menyembah selain Allah. Proses perpindahan kepercayaan itu berawal dari Amir bin Lubai seorang pembesar suku Khuza'ah yang melakukan perjalanan ke Syam (Syiria). Dia melihat penduduk kota Syam melakukan ibadah dengan menyembah berhala. Dia tertarik untuk mempelajari dan mempraktikannya di Makkah. Dia membawa berhala yang diberi nama Hubal dan diletakkan di Ka’bah. Berhala Hubal menjadi pimpinan berhala lainnya seperti Latta, Uzza dan Manna.
Dia mengajarkan kepada masyarakat Makkah cara menyembah berhalah. Sehingga masyarakat menyakini bahwa berhala adalah perantara untuk mendekatkan diri kepada tuhannya. Sejak itulah mereka mulai membuat berhala-berhala sehinga mencapai 360 berhala yang diletakkan mengelilingi Ka’bah. Dan mulailah kepercayaan baru masuk ke masyarakat Makkah dan kota Makkah menjadi pusat penyembahan berhala.
Ketika melaksanakan haji, bangsa Arab melihat berhala-berhala di sekitar Ka’bah. Mereka bertanya alasan menyembah berhala. Para Pembesar menjawab bahwa berhala-berhala tersebut merupakan perantara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah itu, mereka kembali ke daerahnya dan meniru cara ibadah masyarakat Makkah. Mulailah kepercayaan baru menyebar di jazirah Arab.
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad dari Ibnu Abbas, yang berbunyi: “Patung-patung yang ada pada zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung yang disembah pula dikalangan bangsa Arab setelah itu. Adapun Wudd adalah berhala yang disembah oleh suku Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah sesembahan Hudzail. Yaghuts sesembahan suku Murad, kemudian berpindah ke Bani Gatifdi yang terletak di lereng bukit Saba.”
Adapun Ya’uq adalah sesembahan Suku Hamdan. Nasr sesembahan suku Himyar dan keluarga Dzikila'. Padalah nama-nama itu adalah nama-nama orang saleh di jaman Nabi Nuh a.s. Setelah mereka wafat, setan membisikkan kaum yang saleh supaya dibuat patung-patung mereka di tempat-tempat pertemuan dan menamainya sesuai dengan nama-nama mereka. Patung-patung itu tidak disembah sebelum orang-orang saleh itu mati dan ilmunya telah hilang. Dari situlah, penyembahan terhadap berhala-berhala mulai.
Masa itu disebut masa Jahiliyyah. Jahiliyyah bukan berarti mereka bodoh dari keilmuannya, namun mereka bodoh dari keimanan kepada Allah seperti yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as.. Mereka menyimpangkan ajaran-ajaran Nabi Ibrahim as.
Adapun faktor-faktor penyebab penyimpangan tersebut adalah:
a. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka membutuhkan.b. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek moyang mereka.c. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorong mereka mencari kekuatan lain di luar Tuhan.
Disamping kepercayaan terhadap penyembahan berhala, ada kepercayaan lain yang berkembang di Makkah, yaitu:
a. Menyembah Malaikat. Sebagian masyarakat Arab menyembah dan menuhankan malaikat. Bahkan sebagian beranggapan malaikat adalah putri Tuhan.
b. Menyembah Jin, Ruh, atau hantu. Sebagian masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan ruh leluhur mereka. Mereka mengadakan sesajian berupa kurban binatanag sebagai bahan sajian agar mereka terhindar dari bahaya dan bencana.
Di saat-saat agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw. akan datang, beberapa orang sudah berusaha untuk tidak menyembah berhala lagi dan berbalik menyebarkan ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim as. Diantara mereka adalah Waraqah bin Naufa, Umayyah bin Shalt, Qus Saidah, Usman bin Khuwairis, Abdullah bin Jahsyi, dan Zainal bin Umar. Mereka adalah kelompok yang menentang tradisi menyembah berhala. Namun Mereka meninggal sebelum datangnya Islam.
a. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka membutuhkan.b. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek moyang mereka.c. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorong mereka mencari kekuatan lain di luar Tuhan.
a. Menyembah Malaikat. Sebagian masyarakat Arab menyembah dan menuhankan malaikat. Bahkan sebagian beranggapan malaikat adalah putri Tuhan.
b. Menyembah Jin, Ruh, atau hantu. Sebagian masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan ruh leluhur mereka. Mereka mengadakan sesajian berupa kurban binatanag sebagai bahan sajian agar mereka terhindar dari bahaya dan bencana.
Komentar
Posting Komentar